Seorang pemuda bule yang sedang mabuk, berjemur di pantai tanpa
busana sama sekali. Ketika dia melihat seorang anak gadis kecil seusia 7
tahun berjalan melewatinya, dia menutup bagian tubuh tertentu dengan
koran yang sedang dia baca.
Karena heran, anak gadis kecil itu berkata, Apa sih yang Oom
tutupi dengan koran itu? tanya gadis kecil itu polos sambil menunjuk
koran.
Karena malu, pemuda itu menjawab, Ah tidak ada apa-apa. Itu hanya
seekor burung pipit.
Seekor burung pipit? tanya gadis itu penasaran.
Betul, hanya seekor burung pipit jawab pemuda itu lebih tegas.
Setelah gadis kecil itu pergi berlalu, si pemuda kembali membaca
koran sambil menenggak minuman kerasnya. Dan tak lama kemudian, si
pemuda tertidur.
Ketika terbangun, Pemuda tersebut berada di rumah sakit dan merasa
nyeri yang amat sangat.
Seorang polisi menanyainya, Apa yang terjadi?
Saya tidak tahu. Saya sedang berjemur di pantai, lalu ada gadis
kecil menanyai saya sebentar dan tidak lama setelah dia pergi, saya
tertidur dan kini tiba-tiba berada di sini.
Polisi itu pergi ke pantai mencari gadis kecil dan bertanya, Apa
yang kamu lakukan terhadap lelaki yang sedang berjemur?
Gadis kecil itu menjawab, Saya tidak melakukan apa-apa terhadap
Oom itu.
"....Cuma waktu dia tidur, saya main dengan burung pipit miliknya.
Tapi tidak lama kemudian, burung itu meludahi muka saya. Karena itu saya
patahkan leher dan paruhnya, saya pecahkan telur-telurnya dan saya bakar
sarangnya....." !!!! (jawab sang anak kecil dengan PoLos nya) :)
Izinkan Aku Mencintaimu atau Sekedar Sayang Padamu
Ketika SMP kita berangkat sekolah bersama-sama, setiap pagi aku menunggumu di gang kecil depan rumahku. Kita selalu bergandeng tangan, baik hujan maupun panas kita berangkat dan pulang bersam-sama sampai akhirnya ketika beranjak SMU. Kau tidak mau lagi bergandeng tangan. Hal ini kau lakukakan setelah para pemuda di lingkunganmu menertawakanmu, kau malu, paras putih wajahmu yang tirus merona kemerahan seperti ada tomat matang disana. Namun kita tetap berangkat bersama-sama dan begitu juga pulangnya. Kau yang menginginkan demikian, kau merasa aman katamu dari gangguan para pelajar dari SMU lainnya.
Aku sih senang-senang aja, aku yang berparas tak lebih bagus dari kebanyakan para siswa, kulitku yang agak gelap ditengah-tengah paradigma kulit putih yang keren. Aku bangga jalan setiap pagi bersamamu, kapan pun kau mau aku selalu siap menemanimu, kemana aja, bahkan ke lengan para malaikat penjemput nyawa sekalipun.
Aku sedih sekali sewaktu jarak memisahkan kita, kau pindah pas sewaktu kita naik kelas tiga, “ayahku dipindahkan jo....karena dugaan korupsi” katamu dengan lembut menjelang perpisahan kita. “aku sedih jo....aku sebenarnya belum siap untuk meninggalkan kota ini bersama kenangannnya, aku ingin hidup di kota ini...tenang, damai dan aku punya banyak teman di sini...kau tahu kan aku agak susah bergaul dengan lingkungan baru..” lanjutmu. Aku tak tahu harus mengeluarkan kata-kata apa. semoga dengan diam ini sudah cukup membuktikan kesedihanku atas kepergianmu. Ah..sudalah..lagian aku tak mempunyai hak apa-apa untuk menahanmu. Aku juga tidak mempunyai alasan apapun untuk menghambat kepergianmu.
Seminggu sebelum kau pergi aku sempat memikirkan satu jalan untuk membuat kamu tetap berada dikota ini. Disampingku. Jalan ini agak ekstrim memang, namun setelah memutar-mutar pikiran di otak ini hanya ini kiranya merupakan jalan satu-satunya. Kita harus melakukannya. Ya...aku sudah bertekad. Ini mesti dilakukan. Tak ada jalan lain. Besoknya seteah puang sekaah aku menunggumu di sudut gerbang sekoah. Tak ama berseang kamu datang bersama temanmu. “kita jalan dulu...sebelum pulang ke rumah” kataku. Kau diam hanya tersenyum kecil. Aku mengajak kamu ke tempat rahasia kita. Tempat yang tidak seorang pun tahu.
Disana aku memasukimu, aku melepaskan semua dahaga yang telah menyerangku semenjak kau akhil baik. Aku melepasakan semua beban yang ada. Aku memberimu sesuatu yang tak akan pernah kau lupakan. Jadi kau tenang saja. Ini memang sakit awalnya, tapi setelah itu kau akan menikmatinya. Hanya ini jalan untuk membuat kau selalu disampingku. Ini kulakukan agar membuat diriku dianggap sama kedua orang tuamu. Supaya kedua orang tuamu tahu bahwa diri ini tidak bisa dipasahkan dari dirimu. Agar kau tahu aku tidak main-main.
Kau tersenyum, tak ada tetesan air mata, taka ringis kesakitan, kau begitu tenang menerima semua ini. Hanya lenguhan kecil yang keuar dari bibir tipismu. Selebihnya tenang. Nafasku memburu yang menerpa wajahmu, kau tenang saja, hentakan demi hentakan tak membuat dirimu mengeluh. Kau hanya tersenyum kecil tanpa aku tahu artinya, pas sesaat setelah aku kecangkan ikat pinggangku.
Dua hari menjelang kau pergi, aku berpikir, kok tidak terjadi apa-apa, kenapa bapakmu tidak datang ke rumahku sambil marah-marah, kenapa tidak ada isak tangis ibumu di sudut kamar tidurnya. Apa yang sebenarnya terjadi?. Apa kau tidak bercerita tentang apa yang kita lakukan?. Atau ini memang aku simpan sebagai pembunuh sepi di kamarmu?. Aku semakin tidak mengerti tentang dirimu.
Tiga tahun setelah itu kita bertemu lagi di kota Y, kau yang menyapa aku duluan, aku kaget, bagaimana tidak, kau tiba-tiba hadir di depan mataku, tepat di ujung hidungku, setelah sekian tahun aku hanya bisa bermimpi untuk bertemu. Hari ini hari yang menyedihkan sekaligus membahagiakan, setelah seharian letih akibat berdemontrasi menolak hutang baru untuk Indonesia melalui forum CGI, adu jotos dengan aparat, tapi aku bahagia, karena setelah perjuangan yang berdarah-darah itu aku bertemu kamu. Sewaktu kau tersenyum, nyeri akibat pukulan pentungan aparat tadi hilang, penat di badanku lenyapenatah kemana. Terima kasih tuhan..........Semenjak itu tidak ada lagi hari-hari yang muram, suram, semua har terasa cerah, hujan badai pun tak akan mampu singgah barang semenit. Dirimu yang membuat hal itu terjadi.
Tak lama kemudia, kita mengingkat janji dalam sebuah hubungan yang dikenal sebagai pacaran, kalau dalam agamamu namanya ta’aruf. Kita menjalaninya dnegan bahagia, tidak ada pertengkaran, tidak ada cekcok, tidak ada krikil yang menghambat perjalanan kita. Dimana ada aku pasti ada kamu, dimana ada kamu pasti ada aku. Bosan?. Itu hanya sugesti saja katamu Semua orang iri kepada kita. Setiap hari kamu berada disampingku, aku merasa tidak ada lagi yang kubutuhkan di dunia ini.
Lima tahun kita menjalaninya, aku ingat sekali sewaktu kamu memintaku untuk pergi menjauh, kamu memintaku untuk tidak lagi menghubungimu. Ketika aku bertanya, apa alasanya kamu hanya menjawab tidak tahu, kamu hanya bilang mungkin kita memang tidak berjodoh.
Aku tidak habis pikir, kenapa ini kamu lakukan, kenapa kamu tega?, membuat hubungan kita, aku menjalanainya dengan serius dan perasaan penuh bahagia, seperti mainan saja. Kamu sepertinya tahu kapan harus bermain dan kapan berhenti bermain. Aku tidak bisa berkata-kata hanya tertunduk. Lenyap lah harapanku. Aku seperti sampah yang dicampakan di sembarang tempat. Tanpa tahu harus berbuat apa lagi.
Kita kembali berpisah, katamu ini adalah jalan yang terbaik. Ah...klise kataku dalam hati. Kalau kamu memang tidak suka lagi padaku, muak meliahtku, benci serta bosan sama akau, bilang saja. Tak usah memakai kata-kta klise yang telah dipakai orang-orang sejak ribuan tahun yang lalu. Tak usah memakai alasan yang tidak jelas, tidak usah meminta maafku. Aku sudah tak punya rasa itu lagi, karena aku sanagt mencintaimu, sangat sayang padamu.
Cinta Kata Lain Dari Aku Ingin Tidur Denganmu
Tubuh sepasang mahluk tuhan yang berlainan jenis kelamin saling mengunci dengan posisi terbalik, tubuh si perempuan tak henti-henti menggelinjang, sedang si pria tetap tenang, hanya lidahnya yang bergerak menjilati pangkal selangkangan si perempuan. Sudah lebih dari lima belas menit mereka begitu dalam ruangan yang udaranya disejukan oleh mesin yang katanya mampu membunuh virus serta bakteri yang bertebangan di udara. Televisi 29 inci yang terletak di atas sebuah meja itu menyala tanpa ada yang menonton. Cahaya itu satu-satunya sumber cahaya dalam ruangan tersebut. Itulah ungkapan perasaan senang setelah ngobrol selama kurang dari sejam di sebuah kafe, semuanya tampak akan berakhir disini dan rasanya sepertiga persoalan dunia ini selesai sudah.
Lampu-lampu yang menyinari kafe itu seperti kunang-kunang yang menari menyambut malam.tidak begitu ramai, dipojok dekat pintu masuk duduk dua orang yang berbicara tentang bagaimana menjatuhkan Soeharto dari kekuasaan, di dekat jendela yang mengarah ke jalan raya sepsang muda-mudi tertawa cekikikan, mearsa geli entah karena apa.
“begini rin, aku sudha lama pengen ketemu ama kamu dan mau ngobrolin sesuatu yang agak serius sama kamu, aku ingin menayakan sesuatu, apa kata lain dari cinta menurutmu?”.
Suasana agak hening sebentar....
“kok tiba-tiba menayakan hal itu mas”
“nggak aku cuman pingin dalam sudut pandang mu”
‘hmmmm......cinta menurutku bentuk ungkapan perasaan seeorang terhadap orang lain”
“hanya itu?...”
“ada cinta kepada orang tua, cinta kepada adik, kakak, cinta kepada manusia lainnya....dan menurut agama Islam konsep pacaran juga tidak dikenal, yang ada hanya ‘ta’aruf’ atau proses saling mengnal satu lama lain.....menurut pandanganku sih begitu mas...”
“terus kapan kita bisa ketemu lagi mas?”
“ntar aku hubungi kamu lagi...”
“gimana brur...dah lama..?, sori gue agak telat..biasa nongkong dulu tadi di tempat temen...”
“hmmm.. aku juga baru nyampe...baru habis dua batang rokok...dah lama juga ya kita tidak ketemu...?. apa kesibukanmu sekarang?
“Yup..begitulah...aku masih coba melatih tehnik gitar...tapi tampaknya tidak begitu menunjukan peningkatan, gue masih lemah di arpegio dan, pinch harmonic. Baru dua bulan ini gue menguasai tehnik tipping dan legato”.
“Pacarmu gimana? Lanjutku
“ ah sudahlah...dia makin nggak asik...masak dia nuntut gue ngasih tau ada dimana, sama siap, pulanhg jam brapa dan seabrek tuntutan lainnya, yang gue anggap terlalu kekanak-kanakan”
“btw ada apa kok tiba-tiba ngajak ketemuan..gue mo pulang nih..”
“Kok buru-buru amat sih...santai aja disini dulu..kita ngobrol...”
“bukan begitu... dah seminggu blom pulang kerumah...lo nggak takut nanti di laporin ke polisi ama babe gue dengan tuduhan melrikan anak dibawa umur, pencabulan serta perkosaan...?’
“hahahhahhhahha”
“jangan ketawa, serius nih..cepetan ngomong...”
“oke...oke...gini poy...kamu tahu kan kerjaanku...tiba-tiba otakku ini berontak pengin tahu apa arti kata cinta”
“hahaha dasar laki-laki.....aneh....gue pikir ada berita penting apa sehingga kita harus ketemu....kok nggak lewat telepon aja sih...kalo cuman nanya itu..sekarang teknologi dah canggih, mamfaatkan dong..”
“justru itu...secanggih apapun teknologi..dia tak bisa menggantikan mood of communication, kita nggak bakalan tahu ekspresi lawan bicara, kita tak tahu gestur tubuh lawan bicara, kita juga nggak tahu mimik wajah lawan bicara, dan akhinya kita bisa menyalahkan arti dari poin pembicaraan, so..., bertemu dengan betatap muka adalah soal penting dalam hubungan antar manusia..”
“oke...lo jangan mulai ceramah deh...untuk jawab pertanyaan lo tadi gue coba jawab......hmmmm....cinta tidak ada...cinta itu hanyalah omong kosong ratapan anak manusia, cinta adalah milik orang-orang yang mempunyai jiwa yang labil, yang butuh pegangan, cinta tak lain dari pembicaraan bodoh sambil membayangkan masa depan, hanya seorang pemimpi yang tetap membicaakan cinta, dan yang terakhir cinta hanyalah kata lain untuk mengatakan aku ingin tidur denganmu”
Lagi-lagi kehinengan menyelinap di tengah pembicaraan.
“kok diam? Bagaimana menurutmu? Lanjut popoy.
“nggak aku bepikir...”
“bepikir apa”
“berpikir...jangan-jangan saat ini aku mencintaimu...”
http://simpangtigocerpen.blogspot.com/
Tidak ada komentar:
Posting Komentar